Konsulltasi DPPAPP

9 Manfaat Bermain yang Penting untuk Tumbuh Kembang Anak

Pojok Informasi Sahabat Anak (PISA)

Keluarga Jakarta, bermain tentu menjadi kegiatan yang paling menyenangkan bagi Si Kecil. Sayangnya, terkadang para orang tua kerap membatasi anak bermain karena berpikir hal tersebut hanya buang-buang waktu, tanpa memberikan manfaat. Padahal tanpa disadari, segala hal yang ia lakukan saat bermain sebetulnya merupakan bagian dari proses belajar dan dapat menunjang tumbuh kembang anak. 

 

Tidak hanya meningkatkan perkembangan motorik kasar dan halusnya. Bermain juga dapat membantu meningkatkan keterampilan sosial dan emosional anak, lho. Lalu, apa lagi ya manfaat bermain untuk anak? Yuk, simak informasi lengkapnya di bawah ini!

 

Beragam Manfaat Bermain untuk Anak

Menurut American Academy of Pediatrics, bermain secara umum sangat penting untuk perkembangan anak karena berdampak positif dalam kemampuan kognitif, fisik, sosial, dan emosional mereka. Selengkapnya, berikut adalah beberapa alasan kenapa Ibu dan Ayah perlu membebaskan anak bermain dan mengeksplorasi dunia sekitarnya:

 

1. Merangsang Perkembangan Kognitif

Salah satu manfaat bermain adalah merangsang perkembangan otak anak sejak dini untuk bantu anak memahami hal-hal baru yang ia lihat di dunia sekitar. Anak dilahirkan memiliki 100 triliun sel otak yang disebut neuron. Selama tahun-tahun pertama kehidupannya, masing-masing neuron ini akan membentuk koneksi dengan neuron lain dengan sangat cepat. Seiring berjalannya waktu, koneksi antar sel saraf ini akan makin kuat dan makin banyak hingga jumlah jaringannya mencapai dua kali lipat. Semakin banyak dan semakin kuat hubungan antar sel saraf otak, perkembangan otak anak akan semakin matang. Terlebih, bila Ibu dan Ayah menstimulasinya dengan melakukan berbagai macam permainan. Karena itu, manfaat bermain dapat membantu merangsang perkembangan otak anak sejak dini. Ini juga dapat membantu anak memahami hal-hal baru dan dunia yang dilihat dengan lebih baik. 

 

2. Meningkatkan Kecerdasan 

Ibu dan Ayah tentu ingin anak bisa tumbuh menjadi anak yang hebat dan cerdas, bukan? Nah, salah satu cara membuat anak cerdas adalah dengan sering-sering mengajaknya bermain, Bu. Sebuah studi yang dilakukan oleh mahasiswa University of Arkansas menunjukkan bahwa memberikan mainan kepada bayi secara rutin dapat meningkatkan IQ anak di usia tiga tahun. Bahkan, sejumlah studi lainnya menyebutkan bahwa manfaat bermain dapat meningkatkan perkembangan kognitif, linguistik, dan sosial anak. 

 

3. Mengasah Pemikiran Kreatif 

Kegiatan bermain juga bermanfaat untuk membuat anak lebih kreatif. Pasalnya, ketika bermain, anak dapat mengembangkan proses berpikirnya serta ide-ide baru sehingga kreativitasnya akan terbentuk. Maka itu, cobalah Ibu memberikan keleluasaan kepada anak untuk bermain dengan imajinasinya sendiri yuk, Bu. Contohnya, saat Ibu memberinya lilin atau plastisin. Anak pasti akan menyalurkan seluruh idenya untuk membuat beragam bentuk dari lilin. Ibu juga bisa mengajaknya bermain boneka, atau bermain peran. Coba bebaskan anak untuk memilih tema serta alur cerita yang akan dimainkan.  

 

4. Mengasah Kemampuan Komunikasi dan Berbahasa

Tahukah Ibu? Bermain dapat membantu melatih kemampuan komunikasi dan bahasa anak, lho! Ini karena saat bermain bersama, Ibu dan

Ayah dapat meminta anak menyebutkan benda-benda yang ia mainkan atau benda-benda di sekitarnya, serta menyebutkan warna, anggota tubuh, atau nama-nama anggota keluarga. Misalnya, Ibu bisa menanyakan, “Coba tunjuk mana mata adik? Fungsinya mata untuk apa, ya?” atau “Mana kaki kakak? Gunanya kaki untuk apa, hayo?” 

 

5. Melatih Pengendalian Diri 

Kegiatan bermain ternyata juga mampu melatih pengendalian diri anak lho, Bu. Pengendalian diri itu sendiri merupakan salah satu keterampilan penting untuk kesiapan sekolahnya nanti. Anak-anak dengan pengendalian diri yang baik mampu menunggu giliran, menahan godaan untuk mengambil benda dari temannya, hingga mengendalikan emosi negatif saat bermain.  Mampu mengendalikan diri dan mengatur emosi tidak hanya penting untuk keberhasilan akademiknya saja, tapi juga untuk aspek psikososial perkembangan anak. Selama masa prasekolah, anak-anak yang menunjukkan kontrol emosi yang lebih baik akan disukai dianggap kompeten secara sosial. 

 

6. Meningkatkan Kemampuan Sosial dan Emosional

Di rentang usia ini, anak-anak sebetulnya sudah siap bersosialisasi, lebih bersemangat mencoba hal-hal baru, dan punya rasa ingin tahu yang besar untuk mengeksplorasi lebih banyak tentang dunia yang mereka lihat. Nah, melalui bermainlah anak-anak bisa belajar berinteraksi dengan dunia di sekitar mereka. Dengan bermain, anak-anak juga punya kesempatan untuk belajar berinteraksi dan bergaul dengan anak-anak sebayanya. Anak-anak akan banyak belajar bagaimana caranya bergiliran menggunakan mainan, tanggap untuk berbagi, bernegosiasi, menyelesaikan konflik, dan berkomunikasi menggunakan kata-kata yang baik dengan tiga kata ajaib, yaitu “maaf”, “tolong”, dan “terima kasih”.

 

7. Mempererat Hubungan dengan Orang Sekitar

Mengajak anak bermain bersama dapat membentuk dan mempererat ikatan yang lebih kuat dengan anggota keluarga. Untuk itu, apa pun jenis permainan sederhana yang dilakukan Ibu dan anak bisa menjadi momen bonding yang spesial bagi orang tua dan anak. Dengan bermain bersama, intensitas hubungan interpersonal anak dengan keluarga pun meningkat. Begitu pula dengan hubungan anak dengan teman-temannya. Ia akan tumbuh menjadi pribadi yang supel atau tidak malu ketika bertemu dengan orang baru. Interaksi inilah yang dapat memberikan pengalaman positif sekaligus dapat menstimulasi perkembangan otak anak.  

 

8. Mengasah Problem Solving Skill

Manfaat bermain untuk anak-anak selanjutnya adalah mengembangkan keterampilan pemecahan masalah. Ketika anak-anak bermain role play atau bermain peran, anak akan berpikir untuk bertindak di dalam permainan ini. Misalnya, ketika anak diberikan dua boneka, ia akan otomatis membuat permainannya hidup dengan menciptakan percakapan antar boneka. Ibu bisa mengajarkannya membuat jalan cerita bahwa salah satu boneka yang dimainkan sedang sakit, kemudian boneka lainnya menghibur atau menemani boneka yang sedang sakit tersebut. Selanjutnya, biarkan anak Ibu menyampaikan perasaan dan pendapatnya mengenai tokoh yang ia perankan. Selain melatih anak untuk berimajinasi dan memecahkan masalah, cara ini dapat membantu meningkatkan kemampuan empati dan bersosialisasi sekaligus mengajarkannya untuk menanam hal-hal kebaikan. Hal itulah yang dapat melatih keterampilan untuk berperilaku dan melatih diri di masa depan ketika mereka menemukan kejadian yang sama di kehidupannya. 

 

9. Melatih Keterampilan Fisik

Permainan yang melibatkan aktivitas fisik, seperti bermain bola, petak umpet, lompat tali, berlari, menari, atau ragam permainan tradisional lainnya, dapat membantu anak melatih kemampuan motorik halus dan kasarnya. Selain itu, manfaat bermain juga dipercaya dapat menurunkan risiko stres, depresi, obesitas, dan lesi, sekaligus meningkatkan kekuatan, koordinasi, dan kepercayaan dirinya. Dengan bermain secara fisik, kemampuan motorik anak serta kesehatan tubuh anak dapat membantu perkembangan anak.


Artikel Terkait



Call Center Puspa