Konsulltasi DPPAPP

Rencanakan Kebutuhan Kehamilan dan Persalinan Sedini Mungkin

Siap Ekonomi

Memiliki anak adalah impian setiap keluarga, banyak keluarga yang harus mengeluarkan biaya lebih untuk menjalankan program-program kehamilan. Setiap calon orang tua juga harus memikirkan dan mempersiapkan biaya-biaya dari saat kehamilan sampai persalinan. Nah Keluarga Jakarta, biaya apa saja yang perlu disiapkan? Simak beberapa tips merencanakan kebutuhan pada saat hamil sampai pasca melahirkan.


1. Periksa kehamilan selama 6 kali


Saat istri hamil, maka keluarga (suami istri) memiliki kesibukan baru yaitu melakukan check-up kehamilan ke Puskesmas atau klinik ibu dan anak. Pemeriksaan tersebut meliputi pemeriksaan USG di umur kandungan 12 minggu serta cek darah lengkap terutama HB, HIV, Hepatitis, dan Sipilis. Di umur kandungan 13-24 minggu atau trimester kedua dilakukan 2 kali check-up. Dan yang terakhir di trimester tiga atau di umur kandungan 25-40 minggu setidaknya diperlukan 3 kali check-up dan salah satunya wajib untuk pemeriksaan ke dokter.


Selain pemeriksaan kehamilan ada biaya lain yang tidak kalah penting yaitu vitamin prenatal karena selama hamil kebutuhan asam folat dan zat besi sangat berperan penting untuk kebutuhan bayi dalam kandungan. Misalnya asam folat berfungsi untuk mencegah bayi lahir dengan kelainan bawaan di bagian tabung syaraf yang mengakibatkan syaraf otak tidak berkembang maksimal. Dan zat besi sendiri berfungsi untuk mencegah terjadinya kecacatan fisik maupun mental terhadap bayi. Zat besi juga membantu ibu agar tidak terkena anemia selama masa kehamilan.


2. Pengeluaran saat persalinan


Salah satu pengeluaran yang cukup besar adalah biaya persalinan yang harus disiapkan. Biaya persalinan normal rata-rata menghabiskan Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah) sampai Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) sedangkan untuk biaya caesar mulai dari Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah). Mengingat biayanya yang cukup besar maka perlu dipersiapkan secara matang biaya-biaya yang harus dikeluarkan agar tabungan tidak terkuras habis.


3. Pengeluaran setelah persalinan


Setelah bayi lahir biasanya akan langsung diberikan suntikan vitamin K dan vaksin Hepatitis-B (HB) monovalen dengan rentan waktu paling lama adalah 12 jam setelah bayi lahir. Setelahnya bayi juga akan diberikan vaksin polio. Lanjut di usia 1 bulan bayi akan diberikan vaksin BCG, dan berturut-turut pada usia 2 bulan wajib mendapatkan vaksin DPT (3 kali), polio (suntik dan tetes) dan MMR. Selain vaksin orang tua sudah mulai memiliki pengeluaran rutin seperti biaya ke dokter setelah ibu melahirkan dan biaya asupan gizi untuk ibu setelah melahirkan.


4. Biaya tak terduga


Ibu dan ayah harus mencari tahu tips mengatur keuangan untuk mengurus biaya tak terduga, misalnya saat ibu harus menjalani tes skrining TORCH (toksoplasma, other agents, rubella, CMV, herpes) yang memakan biaya hingga jutaan rupiah, atau tiba-tiba harus melakukan operasi caesar karena bayi tak kunjung masuk panggul padahal sebelumnya ayah dan ibu hanya menyiapkan anggaran untuk persalinan normal yang biayanya lebih murah. Selain itu, biaya tak terduga lain ialah ketika bayi lahir dengan kelainan bawaan sehingga harus masuk ruang NICU yang membutuhkan biaya tak sedikit. Bagi calon orang tua dengan bayi kembar, tips mengatur keuangan sangat penting karena bayi kembar lebih berpotensi lahir dengan komplikasi, misalnya berat badan bayi yang kurang. Untuk itu orang tua perlu mempersiapan biaya tak terduga agar tidak kebingungan saat terjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan harapan atau kondisi tertentu yang memerlukan penanganan medis lebih.


Maka dari itu, yuk persiapkan keuangan untuk kebutuhan selama kehamilan sampai setelah persalinan sedini mungkin, terutama saat ingin menjalankan program hamil agar kehamilan berjalan lancar serta ibu dan bayi yang dilahirkan sehat.



Call Center Puspa