Konsulltasi DPPAPP

Seberapa Penting Stimulasi untuk Anak Usia Dini?

Pojok Informasi Sahabat Anak (PISA)

Stimulasi sangat penting bagi pertumbuhan dan seluruh aspek perkembangan, khususnya pada anak usia dini. Secara bahasa stimulasi merupakan rangsangan atau dorongan yang diberikan oleh lingkungan. Dalam istilah psikologi, stimulasi digunakan untuk menjelaskan rangsangan yang diterima alat indera untuk menghasilkan respon yang kemudian membentuk tingkah laku. 

Stimulasi menjadi bagian krusial karena menjadi aspek penentu capaian perkembangan anak. Orang tua sebagai lingkungan terdekat perlu memberikan stimulasi agar aspek perkembangan yang dimiliki oleh anak memberikan respon sehingga kemampuannya meningkat. Usia dini dianggap fase keemasan bagi anak dan paling tepat untuk diberikan stimulasi karena terdapat periode sensitif dan periode kritis di dalamnya.

Fase kritis berlangsung dalam waktu yang relatif sebentar yakni pada 2 tahun pertama kehidupan. Pada usia ini pertumbuhan dan perkembangan jaringan otak terjadi dengan pesat. Hampir semua aspek perkembangan dimulai pada periode ini, sehingga stimulasi yang diberikan lingkungan menjadi pijakan dasar perkembangan. Jika pada fase ini anak tidak diberikan stimulasi yang dibutuhkan, maka upaya optimalisasi kemampuannya tidak dapat diulang. 

Adapun periode sensitif berlangsung lebih panjang yakni sampai usia 6 tahun. Periode ini ditandai dengan ketertarikan dan minat anak yang tinggi atas sesuatu. Periode ini juga menandai kesiapan anak untuk belajar. 

Setiap perkembangan memiliki periode sensitif yang berbeda. Misalnya, jika Ayah Bunda ingin mengajarkan keteraturan, maka kenalkanlah mulai usia 0-3 tahun. Hal ini sejalan dengan perkembangan sosial dan kognitif si kecil. Begitupun dengan sensitivitas terhadap benda kecil (usia 1-3 tahun) karena sesuai dengan perkembangan motorik, pengenalan sosialisasi dan budaya (usai 2-3 tahun) yakni ketika anak mulai membangun relasi pertemanan, stimulasi gerak aktif/ motorik (usia 0-6 tahun), bahasa dan penginderaan (usia 0-6 tahun). 

Lalu, bagaimana caranya memberikan stimulasi kepada anak? Hal pertama yang perlu Ayah dan Bunda lakukan adalah “peka” terhadap semua tingkah laku anak. kadangkala memang tidak timbul menjadi perilaku, namun bisa saja terlihat dari mimik muka, dari tatapan ketika melihat orang lain bersedih, sikap ketika diberikan pelukan atau hal-hal lainnya dalam kehidupan sehari-hari. 

Hal kedua, berikan respon atas semua perilaku atau sikap yang anak tunjukan. Respon yang tepat akan mendorong anak untuk terus belajar dan bereksplorasi sementara respon tidak tepat akan memberikan dampak negatif. Dampak ini memang tidak bisa dilihat langsung dalam waktu dekat, tetapi bisa mengendap bersama kepribadian yang terbentuk atau bahkan bisa juga menjadi trauma yang memberikan luka masa kecil. 

Ayah Bunda, yuk lakukan observasi kemampuan ananda tercinta dan mulai telaten berikan stimulasi yang tepat. Untuk membentuk anak kuat yang hebat, maka perlu Ayah Bunda yang terlibat. 



Artikel Terkait



Call Center Puspa