Konsulltasi DPPAPP

Apa Itu Post Power Syndrome pada Lansia?

Siap Sehat

Post Power Syndrome adalah gejala ketidakstabilan kondisi mental yang terjadi ketika seseorang tidak lagi berada dalam posisi atau jabatan saat bekerja. 


Fenomena post power syndrome ini umumnya terjadi pada masa pensiun berkisar usia 55 - 65 tahun. Pada usia tersebut, lansia  akan mengalami penurunan fungsi fisiologis maupun psikologis seiring dengan proses penuaan. Setiap orang akan menghadapi masa pensiun dengan cara yang berbeda, ada yang merasa senang karena bisa terbebas dari pekerjaan dan menghabiskan lebih banyak waktu bersama dengan keluarga. Namun, ada pula yang merasa kebingungan dan gelisah karena ketidakjelasan sehingga menyebabkan pola pikir negatif pada lansia. 


Berikut merupakan gejala - gejala seorang lansia ketika mengalami  post power syndrome, diantaranya:

1. Kurang bergairah dalam menjalani kegiatan setelah pensiun


2. Perubahan fisik yang terjadi pada wajah terlihat kurang ceria


3. Perubahan pola perilaku sehingga memicu untuk melakukan tindak kekerasan


4. Perasaan yang sensitif sehingga mudah tersinggung


5. Tidak mempunyai gairah dalam bersosialisasi atau menarik diri dari pergaulan


6. Tidak suka mendengar pendapat orang lain 


7. Suka membicarakan mengenai kehebatan atau kekuasaannya di masa lampau


Melihat dari gejala yang dirasakan oleh lansia pada saat mengalami sindrom ini, perlu adanya sebuah dukungan atau peran serta dari keluarga agar lansia juga tetap dapat menjalani masa tua dengan berdaya. Perlu diketahui juga terdapat beberapa faktor yang menyebabkan seorang lansia mengalami post power syndrome, diantaranya sebagai berikut:


1. Hanya ingin menguasai satu bidang pekerjaan, ketika tidak melakukan pekerjaan tersebut merasa kehilangan mata pencaharian


2. Punya jabatan penting dalam perusahaan dan takut kehilangan pengakuan publik 


3. Mengkhawatirkan masalah keuangan untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari


4. Ketakutan akan pembalasan dendam orang yang bekerja saat di bawah pimpinannya, ketika sudah memasuki masa pensiun


5. Khawatir keberhasilan yang telah dibangun akan hancur


Post power syndrome ini seringkali menyerang seseorang dengan kepribadian yang selalu menuntut keinginannya terpenuhi, senang dihormati dan mengatur orang lain, serta bangga dengan jabatannya. Maka dari itu perlu sebuah pendampingan yang dilakukan oleh keluarga agar terhindar dari sindrom tersebut. Beberapa hal yang bisa membantu lansia mengatasi post power syndrome sebagai berikut:


1. Berikan kesibukan baru seperti aktivitas fisik, menjalani hobi baru, dll


2. Menjaga komunikasi dengan baik


3. Menerima perubahan kehidupan


4. Rancang rencana untuk ke depan


5. Mengikuti komunitas sebaya agar tetap bersosialisasi


6. Konseling ke tenaga kesehatan yang menangani geriatri atau yang ahli kesehatan mental apabila diperlukan


Adanya pendampingan dengan berbagai cara di atas diharapkan bisa membantu lansia melewati masa post power syndrome dengan lebih baik. Dengan begitu lansia bisa menjalani masa pensiun dengan sejahtera, sehat, mandiri, dan terhindar dari kesulitan yang mungkin akan muncul pada lansia.


Artikel Terkait



Call Center Puspa