Konsulltasi DPPAPP

Sibling Rivalry, Apa yang Harus Orang Tua Lakukan

Siap Pintar

Kelahiran adik merupakan salah satu fase dalam hidup anak yang memerlukan adaptasi dan dukungan yang tepat. Lestari dalam bukunya yang berjudul Psikologi Keluarga: Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik Keluarga, menyebutkan bahwa hubungan saudara kandung memiliki peran yang bahkan lebih penting dibandingkan dengan teman sebaya. 


Hubungan dan interaksi yang terjadi dalam lingkup keluarga merupakan pembelajaran sosial pertama bagi anak. Kualitas interaksi dan hubungan dengan saudara kandung akan memberikan efek pada kemampuan penyesuaian sosial individu seperti kemampuan menjalin pertemanan. 


Alih-alih terbina dengan baik, nyatanya tak jarang ada persaingan yang terjadi antarsaudara kandung (Sibling Rivalry). Konflik ini terjadi ketika anak beranggapan bahwa saudaranya dapat merebut cinta kasih, perhatian dan penghargaan dari orang tua. 


Shaffer dan Kipp menyebut Sibling Rivalry sebagai persaingan, kecemburuan dan kebencian yang terjadi antar saudara kandung. Persaingan ini umumnya terjadi pada anak yang berada di rentang usia 3-5 tahun dan 8-12. Anak yang mengalami kecemburuan akan menunjukkan tingkah laku yang manja, rewel, menuntut diberikan barang yang sama dengan saudaranya. Ciri khusus lainnya adalah terlihat egois, menuntut perhatian yang banyak, memiliki kedekatan yang lebih dengan salah satu orang tua dan sering bertengkar. Pada beberapa kasus, jika keinginannya tidak terpenuhi, mereka bisa marah seperti mogok makan atau tantrum. 


Ayah Bunda perlu mengambil sikap dan menunjukan perilaku yang sesuai agar tensi persaingan antarsaudara ini tidak meningkat. Beberapa hasil penelitian menemukan bahwa Sibling Rivalry yang tinggi berkaitan dengan kecemasan yang tinggi juga pada anak, tingkat depresi, harga diri dan penyesuaian diri yang buruk di sekolah. Sebaliknya Sibling Rivalry yang rendah dapat meningkatkan rasa aman bagi anak, terhindar dari ketidakmampuan penyesuaian diri, kemampuan regulasi yang baik dan perilaku prososial. 


Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua untuk mengurangi sibling rivalry: 


1. Jangan Membanding-bandingkan anak


Setiap anak memiliki keunikan dan kelebihannya masing-masing. Ayah Bunda perlu menghargai kelebihan tersebut tanpa membandingkan dengan anak lainnya agar anak tidak sakit hati atau minder. 


2. Pupuk harga diri dan ajarkan anak self love 


Ayah bunda perlu untuk mengenali minat dan potensi yang dimiliki oleh anak. Berikan kesempatan dan dukungan agar mereka mencapai suatu hal sesuai dengan kemampuannya. 


3. Kenali karakter anak 


Ayah Bunda perlu mengenali temperamen dan karakter anak agar dapat menerapkan pola pengasuhan dan mengambil sikap yang sesuai. 


4. Ajak anak untuk menunjukan rasa sayang 


Perilaku anak terbentuk karena pembelajaran dari lingkungan sekitar. Ayah Bunda perlu menunjukkan sikap dan perilaku saling menyayangi di rumah. Ayah Bunda juga perlu memberikan penjelasan sederhana alasan pentingnya saling menyayangi dan dorong mereka untuk menunjukan hal tersebut kepada saudara dan orang tua di rumah.  


5. Ajarkan cara menyelesaikan masalah 


Sikap Ayah Bunda ketika anak bertengkar menjadi penentu kemampuan anak dalam menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, berikan penjelasan dan kesempatan kepada mereka untuk menyelesaikan pertengkarannya secara mandiri. Orang tua dalam hal ini membantu anak menemukan solusi bukan menawarkan solusi atau mengambil keputusan. 


6. Perlakukan anak dengan adil

 

Rasa iri seringkali datang karena anak menganggap orang tua tidak adil dan memihak. Oleh karena itu, perlakukan anak secara adil baik dalam hal kasih sayang maupun dalam hal lainnya. 


7. Tetapkan aturan yang jelas


Ayah Bunda perlu membuat aturan keluarga yang disepakati bersama. libatkan anak dalam penentuan aturan dan konsekuensi yang akan diberikan dengan jelas. Perlu diingat bahwa Ayah Bunda sebaiknya tidak memberikan hukuman atas perilaku anak jika perilaku tersebut belum pernah diatur sebelumnya. 


Dengan menerapkan hal-hal tersebut, anak akan tumbuh dengan kepercayaan diri, peduli dan lebih bijak menyelesaikan masalah yang dihadapinya.  Ayah Bunda, yuk pelajari karakter anak dan lakukan perhatikan tips-tips di atas dengan seksama. Semoga berhasil!



Artikel Terkait



Call Center Puspa